Beritane.com – Di tengah kebahagiaan pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier di Ubud, Bali, pada Rabu (7/5), publik kembali menaruh perhatian pada sosok ibu Maxime Bouttier.
Nama almarhumah Siti Purwanti pun mencuat ke permukaan, menyusul kisah haru di balik kepergiannya.
Banyak yang bertanya-tanya, siapa sebenarnya ibu Maxime Bouttier, wanita yang telah membesarkan aktor blasteran Indonesia-Prancis tersebut?
Ternyata, Siti Purwanti adalah sosok penting dalam kehidupan Maxime, yang wafat pada Januari 2024 karena komplikasi penyakit jantung dan ginjal.
Lebih memilukan lagi, ia menghembuskan napas terakhirnya di rumah Luna Maya, calon menantunya sendiri.
Menurut keterangan Purwadi, paman Maxime, almarhumah sempat dirawat di rumah sakit selama hampir satu minggu.
Namun karena keinginannya yang kuat untuk pulang, pihak keluarga akhirnya mengabulkan permintaan tersebut.
“Karena dia terus minta pulang, kami akhirnya membawanya pulang ke rumah,” ujar Purwadi mengenang masa-masa terakhir ibu Maxime Bouttier.
Luna Maya pun tak tinggal diam. Ia dengan tulus menawarkan rumahnya sebagai tempat perawatan untuk calon ibu mertuanya itu.
Niat baik tersebut disambut hangat oleh keluarga Maxime. Namun, takdir berkata lain. Hanya dua hari setelah dipindahkan ke rumah Luna, Siti Purwanti meninggal dunia pada 14 Januari 2024.
Kepergian ini tentu meninggalkan duka mendalam, baik bagi Maxime maupun Luna.
Siti Purwanti bukanlah figur publik, namun perannya sebagai ibu Maxime Bouttier sangat besar. Ia adalah wanita berdarah Indonesia yang menikah dengan pria asal Prancis bernama Patrice Bouttier.
Dari pernikahan lintas budaya ini, mereka dikaruniai dua anak, yakni Maxime dan Elodie Bouttier. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, keluarga ini hidup harmonis dan penuh cinta kasih.
Siti Purwanti dikenal sebagai pribadi yang religius. Ia memeluk agama Islam dan semasa hidupnya kerap tampil anggun dengan hijab dan busana muslimah.
Sosoknya dikenal hangat dan dekat dengan lingkungan sekitarnya. Tak hanya itu, hubungannya dengan Luna Maya juga diketahui sangat baik. Ia bahkan disebut telah memberikan restu kepada Luna untuk menjadi istri putranya.
Kepergian ibu Maxime Bouttier tentu menyisakan kesedihan yang mendalam, terlebih bagi Luna yang sudah mulai menjalin kedekatan emosional dengannya.
Kematian yang terjadi hanya beberapa bulan sebelum hari pernikahan membuat perayaan kali ini terasa berbeda.
Meskipun penuh kebahagiaan, tetap ada ruang hening untuk mengenang kehadiran almarhumah yang tidak bisa turut menyaksikan hari bersejarah anaknya.
Meski telah tiada, kenangan akan sosok Siti Purwanti tetap hidup dalam hati keluarga dan orang-orang terdekatnya. Ketulusan, kasih sayang, dan nilai-nilai yang ia tanamkan menjadi warisan tak ternilai bagi Maxime dan Elodie.
Kini, saat Maxime bersiap mengarungi kehidupan baru bersama Luna, sosok ibu Maxime Bouttier akan tetap menjadi bagian dari perjalanan mereka. Doa dan kenangan indah dari sang ibu akan selalu menyertai langkah mereka ke depan.
